Blog Of Visitor

Kamis, 18 Desember 2008

SUASANA PENGAMBILAN RAPORT SD FAJAR HARAPAN KUTA UTARA

Suasana Pengambilan Raport di SD Fajar Harapan, Kuta Utara
Pagi-pagi kira-kira jam 07.00 Wita hujan mengguyur daerah sekitar dalung, padahal hari ini tanggal 19 Desember 2008 ada acara pengambilan Raport di SD Fajar Harapan-Jalan Raya Pandonan_Banjar Tibu Beneng-Kuta Utara Dalung. Semoga saja hujan nanti reda, soalnya nanti aku bersama papa akan mengambil raport kira-kira jam 08.00 Wita. Kira-kira jam 07.45 Wita aku dan papa berangkat ke sekolah, tapi di jalan hujan masih gerimis, tidak apa-apalah yang penting nanti hujannya berhenti, sekitar jam 08.00 Wita aku dan Papa sudah sampai di Sekolah. Suasana tenang dan tidak begitu ramai seperti hari-hari biasa yang kadang sangat ramai oleh anak-anak sekolah Fajar Harapan, kulihat ada beberapa Guru Wali Kelas yang sedang berbincang-bincang dengan orang tua para murid di halaman sekolah, dan ternyata memang raport sudah dibagikan untuk kelas 3 SD ke atas di halaman sekolah, juga di teras sekolah tampak bangku dan meja yang sudah ditempati Kepala Yayasan Fajar Harapan (Bapak Adi), tampak mereka sedang asyik berbincang-bincang mengenai perkembangan anak-anak mereka yang bersekolah di Fajar Harapan. Ketika aku dan Papa sudah memasuki halaman sekolah tampak olehku Ibu Kepala Sekolah (Ibu Sri Ani) menghampiriku dan Papaku sambil menyapa dengan sedikit senyum ; "Bapak mau mengambil raport?". "Ya Buk", Jawab Papaku sambil tersenyum. "Untuk kelas IA silakan masuk kesini Pak?" sapa Bu kepala Skolah sambil menunjukkan ruangan kelas IA. "Bukan Buk, anak saya kelas IB", Jawab Papaku, aku diam saja, padahal dalam hatiku mungkin Bu Kepala Sekolah udah lupa kalau aku kelas IB. Aku dan papaku kemudian memasuki kelas IB disana ternyata ada penerimaan raport untuk kelas IB dan kelas IIB, aku dan papa duduk di bangku sambil menunggu Bapak Wali Kelas (Bapak Losin) yang sedang asyik juga berkonsultasi dengan para orang tua murid mengenai hasil nilai raport anak-anak didiknya. Tak berapa lama kemudian Vina datang bersama papanya (OM Wahyu) masuk ke kelas IB. "Sudah Lama", sapa Om Wahyu. "Baru tadi", jawab papaku. "Ada konsultasinya juga ya"?, kata Om Wahyu. "Ya mengenai hasil nilai raport anak-anak", jawab papaku. Kemudian Vina dan aku duduk di bangku yang sama, di depan Om Wahyu, papanya Vina. Tak berapa lama kemudian Bapak Wali Kelas memanggil papaku, "Silahkan Pak!", sapa Bapak Wali kelas. "Ya Pak selamat pagi", kata papaku sambil menyodorkan tangan dan bersalaman dengan Bapak wali kelas. Aku duduk di sebelah papaku kemudian Pak Wali kelas menjelaskan:"Perkembangan anak Bapak lumayan bagus, tidak ada nilai 6 dalam raportnya, anak Bapak rangking 9, sudah masuk sepuluh besar". "Oh ya Pak",jawab papaku. "Di rumah anak saya susah belajar, kerjaannya main Game di komputer", papaku menambahkan. "Bapak kerja Pak?" kata Pak Wali Kelas. "Ya Pak", jawab papaku agak tenang. "Boleh saya minta injin untuk photo sebetar untuk dokumentasi?" kata papaku. "Sama Siapa, Vita" jawab Pak Wali Kelas. Kemudian raport diserahkan padaku, dan papaku kemudian mengambil beberapa dokumentasi ketika Pak Wali kelas sedang berbincang dengan Om Wayu. Ada beberapa photo yang diambil papaku, ya untuk melengkapi posting ini, mudah-mudahan ini berguna untuk aku juga teman-temanku supaya aku nanti bisa belajar lebih raji lagi.
Teman-teman mari kita tengok dunia pendidikan yang langsung sumbernya aku ambil di Departement pendidikan Nasional : www.diknas.go.id

Presiden SBY : Gunakan Anggaran Pendidikan 20 Persen Tepat Sasaran, Efisien, Efektif, dan Bebas Penyimpangan

Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar menggunakan anggaran pendidikan sebanyak 20 persen dari APBN dan APBD.. dengan sebaik-baiknya dalam arti tepat sasaran, efisien, efektif, dan bebas dari penyimpangan. Presiden SBY juga mengimbau agar menggunakan anggaran pendidikan sebanyak 20 persen dari APBN dan APBD dengan sebaik-baiknya dalam arti tepat sasaran, efisien, efektif, dan bebas dari penyimpangan. Presiden SBY juga mengimbau agar anggaran pendidikan itu untuk benar-benar meningkatkan kemampuan atau kapabilitas dan profesionalitas dari para guru.
"Gunakan anggaran dengan tepat, bebaskan atau ringankan beban biaya pendidikan bagi saudara-saudara kita yang masih miskin melalui Program BOS, program beasiswa, dan lain-lain. Bantu dan berikan dukungan kepada para guru," kata Presiden SBY pada Puncak Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2008 dan HUT PGRI Ke-63 di Stadion Tenis Gelora, Senayan, Jakarta, Selasa (2/12/2008).
Hadir pada acara Menkominfo M. Nuh, Mendagri Mardiyanto, Seskab Sudi Silalahi, Mensesneg Hatta Rajasa, Juru Bicara Presiden, Andi A. Mallarange, Mendiknas Bambang Sudibyo, serta sebanyak 3.500 guru, dan sejumlah gubernur, walikota, dan bupati penerima penghargaan Satyalancana Pembangunan di Bidang Pendidikan Tahun 2008. Hadir pula sejumlah guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah penerima penghargaan Satyalancana Pendidikan Tahun 2008.
Presiden SBY mengatakan, pada tahun 2005 yang lalu beliau menyatakan bahwa pemerintah memiliki program besar untuk mengangkat pegawai negeri sipil (PNS) dalam jumlah yang besar termasuk mengangkat para guru bantu. "Realisasinya dari sebanyak 901.607 orang atau hampir 1 juta sampai akhir 2008 ini, Alhamdulillah telah dapat kita angkat sebanyak 738.042 orang. Masih tersisa 163.565 orang. Insya Allah dan menjadi tugas pemerintah untuk menuntaskannya tahun 2009 mendatang. Pemerintah ingin memberikan bukti bukan janji," katanya.
Ketua Pengurus Besar PGRI, Sulistyo, menyampaikan, tema utama peringatan HGN 2008 dan HUT PGRI Ke-63 ini adalah guru profesional, bermartabat, sejahtera, dan terlindungi menuju pendiidkan bermutu. "Kami para guru mendukung sepenuhnya apa yang Bapak Presiden kemukakan dalam berbagai kesempatan bahwa kita harus jadi bangsa terhormat dan bermartabat. Untuk mewujudkan itu semua diperlukan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Oleh karena itu, PGRI serta segenap guru dan tenaga kependidikan saat ini siap bekerjasama menjadi mitra strategis untuk mewujudkan cita-cita tersebut," ujarnya.
Presiden SBY menyatakan, pada minggu ini, akan mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) tentang Guru. Pada PP ini, kata Presiden SBY, diatur sejumlah tunjangan sebagai bagian dalam peningkatan kesejahteraan guru. "Dalam PP tentang guru itu mari kita jalankan dan sukseskan semua amanat yang ada dalam undang-undang dan sejumlah peraturan pemerintah," katanya.
Mendiknas menyampaikan, pemerintah tidak pernah berhenti berupaya meningkatkan profesional guru dan kesejahteraan secara bertahap dan berkesinambungan. Mulai tahun 2006 s.d 2014,pemerintah, kata Mendiknas, terus menerus melaksanakan peningkatan kualifikasi dan melakukan sertifikasi guru secara bertahap sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang (UU) No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen . "Bagi mereka yang sudah memiliki sertifikat profesi, pemerintah memberikan tunjangan profesi sebesar gaji pokok PNS," katanya.
Sementara, lanjut Mendiknas, untuk guru non-PNS akan dicari formula kesetaraannya, sehingga baik guru PNS maupun guru non-PNS yang telah memenuhi ketentuan UU tentang Guru dan Dosen, maka kesejahteraannya akan setara dengan dua kali lipat dari kesetaraan PNS pada umumnya. "Marilah Hari Guru Nasional Tahun 2008 ini kita jadikan momentum untuk menjadikan pendidikan sebagai pilar utama dalam mencapai kemajuan dan kejayaan bangsa. Di mana guru memegang peranan strategis dan penting di dalamnya . Tujuan ini dapat dicapai melalui perjuangan Bapak-bapak dan Ibu Guru sekalian dalam mempersiapkan manusia Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing," ujarnya.

Mendiknas Bambang Sudibyo mengatakan, prioritas penggunaan anggaran sebanyak 20 persen dari APBN...

Prioritas Anggaran Pendidikan 20 Persen
Jakarta, Senin (24 November 2008)--Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo mengatakan, prioritas penggunaan anggaran sebanyak 20 persen dari APBN bidang pendidikan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan guru dan dosen, menuntaskan wajib belajar 9 tahun dengan kualitas yang lebih baik, murah, dan terjangkau, akses mutu dan relevansi pendidikan menengah dan pendidikan tinggi yang lebih baik, serta mutu dan relevansi penelitian yang lebih baik.
"Kemudian para peraih medali pada olimpiade matematika sain dan teknologi tingkat internasional mendapatkan jaminan melanjutkan pendidikan di manapun dengan beasiswa pemerintah. Ini arahan bapak presiden . Lalu pendidikan nonformal yang lebih baik dan penguatan tata kelola," kata Mendiknas pada Rapat Teknis Bidang Pendidikan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) di Hotel Sahid, Rabu (5/11/2008).Pada acara yang dihadiri para bupati dan para kepala dinas pendidikan dari seluruh Indonesia ini, Mendiknas menyampaikan fokus rencana kerja pemerintah (RKP) 2009. Mendiknas menjelaskan, penuntasan program wajib belajar pendidikan sembilan tahun akan dikhususkan bagi daerah yang kinerja pendidikannya masih tertinggal. Pada tingkat nasional, kata Mendiknas, target wajib belajar yang diukur dengan angka partisipasi kasar tingkat SMP/MTs sudah tercapai yakni 95 persen. "Beberapa provinsi sudah bisa memenuhi dan hampir separuh dari kabupaten kota juga sudah memenuhi, tetapi masih cukup banyak kabupaten yang belum bisa memenuhi 95 persen meskipun pada tingkat provinsinya sudah tuntas," katanya.Lebih lanjut Mendiknas menjelaskan, terobosan kebijakan pendidikan yang bersifat masal dan mendasar diantaranya adalah program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) serta peningkatan kompetensi, kualifikasi, dan sertifikasi guru. "Pemerintah Pusat setiap tahunnya mengalokasikan anggaran yang cukup besar untuk membantu para guru itu mendapatkan S1-nya," katanya.Program selanjutnya, kata Mendiknas, adalah penerapan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk e-pembelajaran dan e-administrasi. Menurut Mendiknas, pendidikan yang berbasis komputer dan internet ini sudah dimulai terutama pada pendidikan menengah. "SMK sudah tinggal sedikit yang tidak punya laboratorium komputer, sedangkan SMA kurang lebih baru separuh," ujarnya.Pemerintah, lanjut Mendiknas, juga akan melakukan pembangunan prasarana dan sarana pendidikan seperti laboratorium, ruang-ruang kelas baru, perpustakaaan, dan melakukan reformasi perbukuan. Selain itu, pemerintah, kata Mendiknas, akan melakukan pendekatan mutu relevansi dan daya saing pendidikan dengan pendekatan komprehensif, serta penguatan tata kelola dan perluasan pendidikan nonformal untuk mengemban layanan pada peserta didik yang tidak terjangkau pendidikan formal.Sementara, terkait program BOS, Mendiknas menyampaikan pada 2009 program BOS tunai dan BOS buku akan dijadikan satu. Unit cost-nya juga akan dinaikkan sebanyak 50 persen. Mendiknas menyebutkan, unit cost BOS tingkat sekolah dasar (SD) untuk wilayah kabupaten sebanyak Rp.397.000,00, sedangkan untuk kota sebanyak Rp.400.000,00 per orang per tahun. Kemudian, kata Mendiknas, untuk tingkat sekolah menengah pertama (SMP), setelah dinaikkan sebanyak 50 persen dan digabung adalah sebanyak Rp.570.000,00 untuk kabupaten dan Rp.575.000,00 untuk kota per orang per tahun.Di samping itu, lanjut Mendiknas, program bantuan operasional menejemen mutu (BOMM) untuk tingkat sekolah menengah yang dulu dihitung per sekolah sekarang di hitung per orang seperti BOS. Untuk sekolah menengah atas (SMA) sebanyak Rp.90.000,00 per orang per tahun, sedangkan untuk sekolah menengah kejuruan (SMK) sebanyak Rp.120.000,00 per orang per tahun. "Anggarannya masih disamakan antara kabupaten dan kota," ujarnya
Selamat Datang di Buku Teks Pelajaran Murah, Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas)
sambutan :
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karuniaNya, Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia dengan penuh rasa gembira dan bangga menyuguhkan sejumlah buku teks pelajaran layak-pakai yang hak ciptanya telah dilmiliki Departemen Pendidikan Nasional.Buku-buku teks pelajaran tersebut tersedia di situs Depdiknas yang diberi nama Situs Buku Sekolah Elektronik yang disingkat BSE atau e-Book. Jumlah seluruhnya saat ini ada empat ratus tujuh (407) judul buku dan Insya Allah setiap tahunnya akan bertambah.Buku-buku teks pelajaran ini telah dinilai kelayakan pakainya oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan telah ditetapkan sebagai Buku Teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 46 Tahun 2007, Permendiknas Nomor 12 Tahun 2008, Permendiknas Nomor 34 Tahun 2008, dan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2008.Saya menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada para penulis yang telah berdedikasi dalam perwujudan buku teks pelajaran sebagai sumber belajar yang sangat berguna bagi kepentingan peserta didik dalam meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya untuk masa depan bangsa yang gemilang.Buku-buku teks pelajaran yang telah dimiliki hak ciptanya oleh Depdiknas ini dapat digandakan, dicetak, difotokopi, dialihmediakan, dan/atau diperdagangkan oleh perseorangan, kelompok orang, dan/atau badan hukum dalam rangka menjamin akses dan harga buku yang terjangkau oleh masyarakat. Masyarakat dapat pula mengunduh (down load) langsung dari internet jika memiliki perangkat komputer yang tersambung dengan internet, serta menyimpan file buku teks pelajarann tersebut.Untuk penggandaan yang bersifat komersial, harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Saya berharap melalui Program Masal Buku Murah ini, buku teks pelajaran lebih mudah diakses sehingga peserta didik dan pendidik di seluruh Indonesia maupun sekolah di luar negeri dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar yang bermutu dan terjangkau.Selamat belajar. Selamat mereguk ilmu, pengetahuan, dan teknologi melalui Buku Teks Pelajaran yang bermutu dan terjangkau.Jakarta, 20 Agustus 2008 oleh Menteri Pendidikan Nasional BAMBANG SUDIBYO (sumber www.diknas.go.id)

Tidak ada komentar:

Artikel Blog