Blog Of Visitor

Minggu, 14 Desember 2008

MILU-MILU TANAMAN LIAR PENGHIAS TAMAN

by Devita Sri raihana
Di Bali tanaman milu-milu adalah sejenis tanaman liar yang kini digunakan untuk tanaman hias, Milu-milu ini banyak tumbuh di daerah pesawahan atau dataran rendah di setiap daerah milu-milu ini memiliki Nama Lokal trsendiri yaitu di Sumatera: hosbe (Batak), ganyong hutan (Melayu). Jawa: ganyong wana, g. alas, sebe, sebeh, tasbeh, ganyol leuweung (Sunda), kembang gedang, puspa midra, p. nyidra (Jawa), tasbhi (Madura). Nusa Tenggara: milu-milu (Bali). Sulawesi: kela, kontas, tuis im tasic, totombe, wuro (Minahasa), bunga tasebe (Makasar & Bugis). Maluku: tasupe (Ternate). NAMA ASING Mei ren jiao, feng wei hua (C). NAMA SIMPLISIA Cannae indicae Rhizoma (rimpang tasbeh), Cannae indicae Flos (bunga tasbeh). Ternyata milu-milu ini bisa juga dipergunakan untuk pengobatan. Rimpang rasanya manis, sifatnya sejuk. Berkhasiat penyejuk, pereda demam (antipiretik), peluruh kencing (diuretik), penenang (tranquilizer), dan menurunkan tekanan darah (hipotensif). Bunga berkhasiat hemostatis. EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN Pada percobaan binatang, rimpang tasbeh berkhasiat: hepatoprotektor (melindungi sel hati dari kerusakan) terhadap zat hepatotoksik (karbon tetraklorida), kolagoga dan koleretik, yaitu meningkatkan aliran empedu dan meningkatkan pembuangan bilirubin, relaksan pada otot saluran cerna, hipotensif, tidak beracun. Pemberian langsung ke dalam lambung tikus dengan dosis 400 g simplisia/ kgBB (200 kali dosis klinis) tidak memperlihatkan tanda-tanda keracunan. Selain itu, pemberian dosis yang sama secara suntikan intraperitoneal tidak menyebabkan kematian dalam 24 jam. Pemberian intragastrik cairan herba ini dengan perbandingan 1:2 dan 1:5 selama empat minggu juga tidak menampakkan perubahan signifikan pada berat badan, aktivitas, hemoglobin, leukosit, hitung jenis (differential count), fungsi hati dan ginjal, serta gambaran histologis dari jantung, hati, ginjal, limpa, otak, kelenjar adrenal, dan duodenum, dibandingkan hewan kontrol.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah rimpang segar atau kering dan bunga keringnya. INDIKASIRimpang digunakan untuk: demam,tekanan darah tinggi (hipertensi), disentri kronis,wasir (hemoroid),keputihan (lekore), dan radang hati akut disertai kuning (hepatitis ikterik akut). Bunga digunakan untuk: darah haid banyak (metrorrhagia), batuk darah.
CARA PEMAKAIAN
Rebus rimpang kering (15--30 g) atau yang segar (30-60 g), lalu minum. Jika menggunakan bunga, rebus bunga kering (10--15 g), lalu minum.Untuk pemakaian luar, cuci rimpang segar, lalu tumbuk sampai halus. Tempelkan ke tempat yang sakit, seperti luka berdarah, radang kulit bernanah, jerawat, memar, dan sakit kepala.
Contoh Pemakaian
Hepatitis ikterik akut
Cuci rimpang tasbeh (60--120 g), lalu potong tipistipis. Rebus dengan tiga gelas air sampai tersisa separuhnya, dinginkan dan saring, lalu minum sehari dua kali. Sekali minum tiga perempat gelas. Minum secara teratur selama 20 hari, maksimal selama 47 hari. Dosis maksimal sehari 250 g. Khasiatnya nampak setelah satu minggu. Bagian putih bola mata dan kulit yang menguning akan cepat memudar jika minum rebusan obat ini.
Darah haid banyak, batuk darah
Rebus bunga tasbeh kering (10--15 g) dengan dua gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus. Lakukan 2--3 kali sehari.
KeputihanSediakan rimpang tasbih kering, ketan, dan daging ayam masing-masing 30 g. Bersihkan rimpang tasbih dan daging ayam, lalu iris tipis-tipis. Masukkan semua bahan ke dalam mangkuk email, tambahkan air sampai semua bahan terendam dan permukaan air kira-kira 2 cm di atasnya, lalu tim. Setelah masak, semua bahan bisa dimakan sekaligus. Lakukan setiap hari sampai sembuh.
Wasir (hemoroid)
Cuci rimpang tasbeh segar (60 g), lalu potong tipistipis. Rebus dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum dua kali sehari, masing-masing setengah gelas.Komposisi :Rimpang mengandung 6 substansi fenol, 2 terpene, 4 koumarin, pati, glukosa, lemak, alkaloid, dan getah. Daun mengandung tanin dan sulfur.

Tidak ada komentar:

Artikel Blog