Blog Of Visitor

Selasa, 23 Desember 2008

KOL ATAU KUBIS SAYURAN ANTI KANKER

By Devita Sri Raihana
Hai teman-teman ternyata Kol atau Kubis itu juga bisa dipakai sebagai obat anti kanker untuk lebih jelasnya sbb:
Kubis memiliki jenis cukup beragam. Ada Napa (Peking Cabbage, kulit tipis hampir seperti lettuce), kubis merah, kubis putih dan kubis bulat. Peking Cabbage berasal dari Cina, tumbuh hampir di semua provinsi khususnya di bagian Utara yang umumnya disebut Tientsin Cabbage.Pada musim dingin kubis tetap ada di pasaran karena ditanam dengan cara ditutup seperti selimut. Kubis adalah keluarga broccoli yang merupakan sumber dari glucosinolate, bagian dari phytokimia indoles. Indoles aktif berfungsi sebagai zat anti kanker. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa kubis termasuk sayuran cruciferous yang dapat mengurangi risiko kanker. Hasil laboratorium membuktikan bahwa indoles mampu melawan kanker yang disebabkan oleh agen kanker. Juga dapat membantu mengurangi tumbuhnya sel kanker payudara melalui estrogen nabati yang terdapat dalam tumbuhan jenis cruciferous. Mengkonsumsi kubis secara mentah sebagai lalapan atau salad merupakan kebiasaan yang sangat baik, dapat juga dimasak dalam sup, ditumis dan dikukus. Di Indonesia kubis merupakan sayuran murah yang biasa diolah untuk sup, gado-gado, asinan atau dalam masakan campuran seperti capcay. Kubis juga dapat digunakan untuk penyembuhan luka dalam usus (ulcer), dengan cara dijus dan diminum sebanyak 1 liter sehari selama 8 hari. Obat tradisional ini dapat menyembuhkan rasa sakitnya dan menyembuhkan luka pada usus. Photo pada posting ini dari papaku saat beliau bersama mama berbelanja di sebuah pasar tradisional di Perumahan Dalung Permai-Kuta Utara-Dalung (diambil tanggal 21 Desember 2008).
Kol atau Kubis dari artikel lain
Kubis, kol, kobis, atau kobis bulat adalah nama yang diberikan untuk tumbuhan sayuran daun yang populer. Tumbuhan dengan nama ilmiah Brassica oleracea. Kelompok Capitata ini dimanfaatkan daunnya untuk dimakan. Daun ini tersusun sangat rapat membentuk bulatan atau bulatan pipih, yang disebut krop atau kepala (capitata berarti "berkepala"). Kubis berasal dari Eropa Selatan dan Eropa Barat dan, walaupun tidak ada bukti tertulis atau peninggalan arkeologi yang kuat, dianggap sebagai hasil pemuliaan terhadap kubis liar B. oleracea var. sylvestris. Nama "kubis" diambil dari bahasa Inggris cabbage, yang juga merupakan pinjaman dari bahasa Normandia caboche. Nama "kol" diambil dari bahasa Belanda kool.
Pertumbuhan
Kubis memiliki ciri khas membentuk krop. Pertumbuhan awal ditandai dengan pembentukan daun secara normal. Namun semakin dewasa daun-daunnya mulai melengkung ke atas hingga akhirnya tumbuh sangat rapat. Pada kondisi ini petani biasanya menutup krop dengan daun-daun di bawahnya supaya warna krop makin pucat. Apabila ukuran krop telah mencukupi maka siap kubis siap dipanen. Dalam budidaya, kubis adalah komoditi semusim. Secara biologi, tumbuhan ini adalah dwimusim (biennial) dan memerlukan vernalisasi untuk pembungaan. Apabila tidak mendapat suhu dingin, tumbuhan ini akan terus tumbuh tanpa berbunga. Setelah berbunga, tumbuhan mati.
Macam-macam kubis
Warna sayuran ini yang umum adalah hijau sangat pucat sehingga disebut forma alba ("putih"). Namun demikian terdapat pula kubis dengan warna hijau (forma viridis) dan ungu kemerahan (forma rubra). Dari bentuk kropnya dikenal ada dua macam kubis: kol bulat dan kol gepeng (bulat agak pipih). Perdagangan komoditi kubis di Indonesia membedakan dua bentuk ini. Terdapat jenis agak khas dari kubis, yang dikenal sebagai Kelompok Sabauda, yang dalam perdagangan dikenal sebagai kubis Savoy. Kelompok ini juga dapat dimasukkan dalam Capitata.
Budidaya
Kubis menyukai tanah yang sarang dan tidak becek. Meskipun relatif tahan terhadap suhu tinggi, produk kubis ditanam di daerah pegunungan (400m dpl ke atas) di daerah tropik. Di dataran rendah, ukuran krop mengecil dan tanaman sangat rentan terhadap ulat pemakan daun Plutella. Karena penampilan kubis menentukan harga jual, kerap dijumpai petani (Indonesia) melakukan penyemprotan tanaman dengan insektisida dalam jumlah berlebihan agar kubis tidak berlubang-lubang akibat dimakan ulat. Konsumen perlu memperhatikan hal ini dan disarankan selalu mencuci kubis yang baru dibeli.
Kandungan gizi dan manfaat
Kubis segar mengandung banyak vitamin (A, beberapa B, C, dan E). Kandungan Vitamin C cukup tinggi untuk mencegah skorbut (sariawan akut). Mineral yang banyak dikandung adalah kalium, kalsium, fosfor, natrium, dan besi. Kubis segar juga mengandung sejumlah senyawa yang merangsang pembentukan glutation, zat yang diperlukan untuk menonaktifkan zat beracun dalam tubuh manusia.
Antigizi
Sebagaimana suku kubis-kubisan lain, kubis mengandung sejumlah senyawa yang dapat merangsang pembentukan gas dalam lambung sehingga menimbulkan rasa kembung (zat-zat goiterogen). Daun kubis juga mengandung kelompok glukosinolat yang menyebabkan rasa agak pahit.
Pengolahan
Kubis dapat dimakan segar sebagai lalapan maupun diolah. Sebagai lalapan, kubis yang dilengkapi sambal biasa meyertai menu gorengan atau bakar seperti ayam atau lele. Kubis diolah untuk membuat orak-arik atau capcay. Daun kubis yang direbus menjadi lunak, tipis, dan transparan. Perebusan ini dapat dijumpi dalam berbagai sup dan sayur. Di Korea kubis menjadi komponen utama masakan khas bangsa ini: kimchi. Jerman terkenal dengan sauerkraut, kubis yang dipotong-potong kecil dan diawetkan dalam cuka.

Tidak ada komentar:

Artikel Blog