Blog Of Visitor

Minggu, 14 Desember 2008

RAMBUTAN ALIAS BULUAN

by Devita Si Raihana
Di Bali Rambutan sering disebut ; "Buluan", karena buah ini terkenal memiliki bulu-bulu sehingga lebih terkenal dengan sebutan Buluan. Orang bali memang pintar memberi nama buah berbulu ini. Rambutan adalah tanaman tropis yang tergolong ke dalam suku lerak-lerakan atau Sapindaceae, berasal dari daerah kepulauan di Asia Tenggara. Kata "rambutan" berasal dari bentuk buahnya yang mempunyai kulit menyerupai rambut. Rambutan banyak terdapat di daerah tropis seperti Afrika, Kamboja, Karibia , Amerika Tengah, India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Sri Lanka. Pohon hijau abadi, menyukai suhu tropika hangat (suhu rata-rata 25 derajat Celsius), tinggi dapat mencapai 8m namun biasanya tajuknya melebar hingga jari-jari 4m. Daun majemuk menyirip dengan anak daun 5 hingga 9, berbentuk bulat telur, dengan variasi tergantung umur, posisi pada pohon, dan ras lokal. Pertumbuhan rambutan dipengaruhi oleh ketersediaan air. Setelah masa berbuah selesai, pohon rambutan akan bersemi (flushing) menghasilkan cabang dan daun baru. Tahap ini sangat jelas teramati dengan warna pohon yang hijau muda karena didominasi oleh daun muda. Pertumbuhan ini akan berhenti ketika ketersediaan air terbatas dan tumbuhan beristirahat tumbuh.Tumbuhan ini menghasilkan bunga setelah 7 tahun jika ditanam dari biji, namun pada usia 2 tahun sudah dapat berbunga jika diperbanyak secara vegetatif. Rambutan biasanya berumah dua, tetapi bersifat androdioecious, ada tumbuhan jantan dan tumbuhan banci. Tumbuhan jantan tidak pernah bisa menghasilkan buah. Pembungaan rambutan dipengaruhi oleh musim atau ketersediaan air. Masa kering tiga bulan menghentikan pertumbuhan vegetatif dan merangsang pembentukan bunga. Di daerah Sumatera bagian utara, yang tidak mengenal musim kemarau rambutan dapat menghasilkan buah dua kali dalam setahun. Di tempat lain, bunga muncul biasanya setelah masa kering 3 bulan (di Jawa dan Kalimantan biasanya pada bulan Oktober dan November). Bunga majemuk, tersusun dalam karangan, dengan ukuran satuan bunga berdiameter 5mm atau bahkan lebih kecil. Bunga jantan tidak menghasilkan putik. Tumbuhan banci yang baru berbunga biasanya menghasilkan bunga jantan, baru kemudian diikuti dengan bunga dengan alat betina (putik). Bunga banci (hermafrodit) memiliki benang sari yang fungsional dan memiliki dua bakal buah, meskipun jika terjadi pembuahan hanya satu yang biasanya berkembang hingga matang, sementara yang lainnya tereduksi. Penyerbukan dilakukan oleh berbagai jenis lebah, namun yang paling sering hadir adalah Trigona, lebah kecil tanpa sengat berukuran sebesar lalat. Di berbagai apiari, bunga rambutan juga menjadi sumber utama nektar bagi lebah peliharaan. Buah rambutan terbungkus oleh kulit yang memiliki "rambut" di bagian luarnya (eksokarp). Warnanya hijau ketika masih muda, lalu berangsur kuning hingga merah ketika masak/ranum. Endokarp berwarna putih, menutupi "daging". Bagian buah yang dimakan, "daging buah", sebenarnya adalah salut biji atau aril, yang bisa melekat kuat pada kulit terluar biji atau lepas ("rambutan ace"/ngelotok).Pohon dengan buah masak sangat menarik perhatian karena biasanya rambutan sangat banyak menghasilkan buah. Jika pertumbuhan musiman, buah masak pada bulan Maret hingga Mei, dikenal sebagai "musim rambutan". Masanya biasanya bersamaan dengan buah musiman lain, seperti durian dan mangga
Buah rambutan
Perbaikan varietas yang dilakukan di Indonesia dan sejumlah negara lain hingga saat ini dilakukan oleh lembaga penelitian milik pemerintah. Di Indonesia, Balai Penelitian Buah Solok yang melakukan tugas ini. Pola perbaikan yang diterapkan hingga saat ini adalah seleksi dari plasma nutfah yang tumbuh di berbagai pusat keanekaragaman di Indonesia, terutama di Sumatera, Kalimantan, serta Jawa. Lembaga di Malaysia yang melakukan perbaikan kultivar adalah MARDI Varietas unggul rambutan yang sudah dilepas Departemen Pertanian Republik Indonesia hingga 2005 adalah : 1. 'Rapiah' dari Pasarminggu,2. 'Bahrang' dari Langkat, 3. 'Lebakbulus' dari Pasarminggu, 4. 'Sibatuk Ganal' dari Sungai Andai, Kalimantan Selatan, 5. 'Nona' dari Kampar, Riau, 6. 'Binjai' dari Pasarminggu, 7. 'Antalagi' dari Sungai Andai, Kalimantan Selatan, 8. 'Sibongkok' dari Sungai Luhut, Kalimantan Selatan, 9. 'Garuda' dari Sungai Andai, Kalimantan Selatan, 10.'Tangkue Lebak' dari Kecamatan Maja, Kalimantan Selatan, 11.'Narmada' dari NTB,12.'Kundur' dari Riau. Selain itu, dikenal pula beberapa ras lokal yang juga dikenal baik untuk keperluan terntentu, seperti 'Sinyonya' dan 'Sitangkue' yang dianjurkan untuk digunakan sebagai batang bawah dalam okulasi.
Manfaat Lain Buah Rambutan (Si Rambut Merah)
Mengapa buah ini dinamai rambutan? Mungkin karena ciri utamanya berambut banyak. Kalau pas musimnya, buah ini mudah dijumpai di pinggir-pinggir jalan dengan harga ringan. Bahkan, diluar Jawa bisa jadi tak ada harganya. Biasanya, orang mengenalnya hanya sebagai buah atau di buat manisan. Namun, ternyata tumbuhan ini bisa juga untuk pengobatan.
Mengenal Rambutan
Rambutan (Nephelii lappacei) banyak ditanam sebagai pohon buah, terkadang ditemukan sebagai tumbuhan liar,terutama di luar Jawa. Tumbuhan tropis ini memerlukan iklim lembab dengan curah hujan tahunan paling sedikit 2000 mm. rambutan merupakan tanaman dataran rendah hingga ketinggian 300-600 dpl. Biasanya tumbuhan ini tingginya antara 15-25 m, bercabang-cabang, dan daunnya berwarna hijau. Buah bentuknya bulat lonjong, panjang 3-5 cm dengan duri temple (rambut) lemas sampai kaku.Kulit buah berwarna hijau, dan menjadi kuning atau merah kalau sudah masak. Dinding buah tebal. Biji berbentuk elips, terbungkus daging buah berwarna putih transparan yang dapat dimakan dan banyak mengandung air. Rasanya bervariasi dari masam sampai manis. Kulit biji tipis berkayu.Umumnya rambutan berbunga pada akhir musim kemarau dan membentuk buah pada musim hujan, sekitar November sampai Februari. Rambutan juga mempunyai banyak jenis di antaranya Ropiah, Si Macan, Si Nyonya, Lebak Bulus dan Binjei. Perbanyakan melalui biji, tempelan tunas, dan mencangkok.
Kandungan dan Manfaat
Buah ini mengandung karbohidrat, protein, lemak, fosfor, besi, kalsium dan vitamin C. Kulit buah mengandung tanin dan saponin. Biji mengandung lemak dan polifenol. Daun mengandung tannin dan saponin. Kulit batang mengandung tannin, saponin, flavonida, pectic substance, dan zat besi.
Bagian tumbuhan ini yang dapat digunakan sebagai obat adalah kulit buah digunakan untuk mengatasi disentri dan demam, kulit kayu digunakan untuk mengatasi sariawan, daun digunakan untuk mengatasi diare dan menghitamkan rambut, akar digunakan untuk mengatasi demam, dan biji digunakan untuk mengatasi kencing manis (diabetes mellitus).
Cara dan Contoh Pemakaian.
Untuk obat yang diminum, tidak ada dosis rekomendasi. Untuk pemakaian luar, daun digiling samapi halus, lalu ditambah sedikit air. Kemudian air perasannya dapat digunakan untuk perawatan rambut. Adapun contoh pemakaiannya adalah sebagai berikut :
Disentri
Kulit buah rambutan (10 buah) dicuci, lalu dippotong-potong seperlunya. Lalu ditambahkan 3 gelas minum air bersih, selanjutnya rebus sampai airnya tersisa setengah. Setelah dingin, disaring dan diminum 2 kali sehari, masing-masing tiga perempat gelas.
Demam
Kulit rambutan yang telah dikeringkan (15 gr) dicuci. Kemudian ditambah 3 gelas air bersih, lalu direbus sampai mendidih selama 15 menit. Setelah dingin, disaring dan diminum 3 kali sehari, masing-masing sepertiga bagian.
Perawatan Rambut
Daun rambutan secukupnya dicuci , lalu ditumbuk sampai halus. Sedikit air ditambahkan, sambil diaduk rata sampai menjadi adonan seperti bubur. Lalu, diperas dan didisaring dengan sepotong kain. Air yang terkumpul digunakan untuk membasahi kulit kepala. Hal ini dilakukan setiap hari sampai terlihat hasilnya.
Kencing Manis
Biji rambutan (5 biji) digoreng sangran (sangria), lalu digiling sampai menjadi serbuk. Kemudian, diseduh dengan satu cangkir air panas. Setelah dingin airnya diminum sekaligus. Lakukan 1-2 kali sehari.
Sariawan
Kulit kayu rambutan (3 ruas jari) dicuci, lalu direbus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa satu gelas. Kemudian dipakai untuk berkumur selagi hangat.Tak disangka, ternyata si rambut merah ini punya khasiat obat juga. Tak ada salahnya dicoba. Bagi yang punya perkarangan yang luas, kenapa tak mencoba menanamnya? Selain mudah dan murah, juga cepat berbuah. Satu lagi, bisa dijadikan koleksi tanaman obat keluarga.

Tidak ada komentar:

Artikel Blog