Blog Of Visitor

Jumat, 23 Januari 2009

Jembatan Serangan menjadi Jembatan Merah Putih

By Devita Sri Raihana
Saat berlangsungnya Acara Asean Beach Games 2008 (Desember 2008), Jembatan Pulau serangan Tampak sangat indah dengan dihiasi bendera merah putih, makanya aku menyebutnya Jembatan Merah Putih, mungkin jembatan inilah saksi bisu terselenggaranya beberapa acara olah raga yang dilaksanakan di Pulau serangan tersebut. Sisi positif Pembangunan Jembatan Antara Pulau Serangan dan Pulau Bali memberikan pengaruh pada dimensi fisik lingkungan yang lebih baik , meskipun pada awalnya fisik lingkungan sangat rusak akibat terjadinya reklamasi, namun seiring berjalannya waktu pulau serangan yang telah direklamasi sebaiknya digunakan sebagai lahan hutan kota agar terlihat lebih asri terutama lahan yang belum dipergunakan oleh investor karena terbentur dana dan permodalan yang cukup besar. Memang harus dicarikan solusi yang lebih baik agar dikemudian hari bisa berimbas positif terhadap lingkungan yang lebih baik dan juga terhadap masyarakat lingkungan sekitar. Tapi lihatlah ruang pemukimannya kondisinya lebih tertata dari pada sebelum reklamasi, jalan pun mengalami kemajuan. Beberaa ruas jalan di Pulau Serangan kini sudah berkonstruksi aspal, dibandingkan sebelum jaman dahulu dimana Jembatan Pulau Serangan belum ada jalan-jalan disana masih jalan setapak yang berlubang-lubang karena merupakan jalan pasir. Dari sisi positif kependudukan dengan ada jalan dan Jembatan Pulau Serangan akan mempermudah transportasi dan mobilitas penduduk ke pulau Bali atau ke kota tujuan lainnya tentunya lebih menghemat waktu dan juga biaya. Jembatan Pulau Serangan ini telah banyak menyumbang andil yang sangat besar terhadap perekonomian masyarakat serangan. Mungkin teman-teman akan bertanya-tanya jika suatu saat memasuki Jembatan pulau serangan yang rampung tahun 2001 tersebut, maka teman-teman tentunya harus membayar tiket masuk sebesar Rp.1000 persis ketika teman-teman memasuki Pelabuhan Benoa atau Bandara Ngurah Rai, dan hal ini tentunya sangat wajar karena mengingat ketika memasuki sebuah kawasan khusus seperti kawasan umum atau parwisata tentunya teman-teman tidak keberatan untuk membayar parkir sebesar Rp.1000. Photo pada posting ini diambil saat terjadinya Asian Beach Game 2008 di Pulau serangan oleh Papa Adi, Papaku ini Juga Mantan Staf Teknik salah satu BUMN yang ikut mengerjakan Pembangunan Jembatan Pulau Serangan, dimana saat itu berkerja sama dengan salah satu Perusahaan Swasta pemenang tender Jembatan tersebut. Walaupun sebelumnya PT.Penta Ocean sebuah perusahaan dari Jepang sebagai Main Contractor yang dipercaya oleh Owner (BTID) pernah mempercayakan pembangunan jembatan tersebut kepada Sebuah perusahaan BUMN namun gagal karena terjadinya krisis keuangan yang terkenal dengan istilah KRISMON saat itu. Namun kita patut bersyukur dengan usaha dan kerja keras dan juga doa dari masyarakat pulau Serangan sehingga kini Jembatan tersebut berdiri megah dan kokoh.

Tidak ada komentar:

Artikel Blog