Blog Of Visitor

Senin, 19 Januari 2009

BERBURU CANGKAG KERANG DI PANTAI

By Devita Sri Raihana
Bagi teman-teman yang senang pergi ke pantai mungkin akan menjumpai berbagai macam fosil kulit kerang dari berbagai jenis, meskipun umur kulit kerang ini belum sampai berumur puluhan tahun atau ratusan tahun atau mungkin ribuan tahun namun aku sengaja menggunakan istilah fosil buat kulit kerang ini yang memang warnanya sudah hampir-hampir pudar karena digerus ombak dan secara alami warna kulit kerang ini berubah menjadi lebih pucat atau bahkan kulit bagian luarnya memutih dan terkelupas karena terlalu sering bergesekan dengan pasir. Hanya sekedar iseng aku sengaja membawa kantong plastik untuk menampung hasil pencarianku itu, kulit kerang yang kutemukan terdiri dari bermacam-macam jenis. Barangkali kita senang mengumpulkan cangkang binatang laut dari pantai yang kita kunjungi, lalu membawa pulang untuk dipajang di rumah, disimpan, atau ditukar dengan cangkang milik teman untuk melengkapi koleksi. Namun, tahukah Anda nama hewan yang cangkang-cangkangnya Anda kumpulkan? Aku; Papa dan Mama, biasanya hanya mengumpulkan cangkang tanpa pernah tahu nama jenis pemilik cangkang itu. Meskipun aku bukan Solaris Shells Club Indonesia yang merupakan perkumpulan penggemar dan pencinta moluska Indonesia, tapi aku hanya sekedar mengisi waktu luang dan hiburan bersama keluarga di pantai, dan tentunya aku lebih senang lagi ketika ada banyak kulit kerang yang aku kumpulkan untuk koleksi di rumah.
Kerang ini termasuk katagori dari jenis Moluska, dimana Moluska ini adalah hewan lunak, seperti siput atau kerang. Untuk melindungi tubuhnya, hewan lunak ini memiliki cangkang (shells) yang terbuat dari zat kapur. Keindahan dan keragaman bentuk ataupun warna cangkang moluska membuat sebagian orang tertarik mengoleksi cangkangnya. Bagi anggota Solaris Shells Club Indonesia, cangkang yang mereka temukan bukan sekadar untuk koleksi, melainkan juga menjadi bahan rujukan pendataan nama-nama jenis moluska pemilik cangkang. Mereka juga mencatat setiap cangkang yang ditemukan, mereka juga mencatat lokasi penemuan dan nama spesiesnya. Untuk mendapatkan nama jenis moluska itu, mereka mencocokkan bentuk cangkang yang ditemukan dengan berbagai referensi baik dari dalam maupun dari luar negeri. Sekarang sudah ada 2.000 lebih spesies moluska yang tercatat pernah ditemukan di Indonesia. Semua kerang-kerangan memiliki sepasang cangkang (disebut juga cangkok atau katup) yang biasanya simetri cermin yang terhubung dengan suatu ligamen (jaringan ikat). Pada kebanyakan kerang terdapat dua otot adduktor yang mengatur buka-tutupnya cangkang. Kerang tidak memiliki kepala (juga otak) dan hanya simping yang memiliki mata. Organ yang dimiliki adalah ginjal, jantung, mulut, dan anus. Kerang dapat bergerak dengan "kaki" berupa semacam organ pipih yang dikeluarkan dari cangkang sewaktu-waktu atau dengan membuka-tutup cangkang secara mengejut. Sistem sirkulasinya terbuka, berarti tidak memiliki pembuluh darah. Pasokan oksigen berasal dari darah yang sangat cair yang kaya nutrisi dan oksigen yang menyelubungi organ-organnya. Makanan kerang adalah plankton, dengan cara menyaring makanan masuk ke dalam cangkangnya. Kerang sendiri merupakan mangsa bagi cumi-cumi dan hiu.
Koleksi kulit kerang
Teman-teman aku punya beberapa photo dokumentasi dari hasil mengumpulkan kulit kerang tersebut, aku sengaja taruh pada ember plastik, solanya banyak sih. Kalau teman-teman kepingin menukar dengan koleksi yang aku miliki boleh deh! Mungkin sebagai kenang-kenangan siapa tahu nanti kita jadi penggemar fosil kerang betulan. Walaupun sebenarnya kulit kerang tertentu memiliki kwalitas bagus untuk dipergunakan sebagai bahan kerajinan yang memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi. Kalau koleksiku ini bukan termasuk katagori kulit kerang tersebut, melainkan kulit kerang kebanyakan yang merupakan hasil memungut di pantai Lima, dimana Pantai Lima ini adalah berlokasi di selatan pantai Pererenan dimana lokasi pantai ini masih tergolong alami namun indah, tidak seperti pantai-pantai lainnya dimana cangkang kerang hampir sangat sulit untuk dijumpai karena sudah pada diambil orang, tentunya aku termasuk sangat beruntung karena masih dapat menjumpai beberapa fosil kulit kerang dari berbagai jenis. Coba deh nanti kalau teman-teman pergi ke pantai, pungutin aja kulit-kulit kerang tersebut! terus nanti dijadikan kerajinan menarik, tentunya bisa dijual sebagai hasil karya seni yang memiliki nilia ekonomis. Untuk Produk kerajinan kulit kerang yang bersekala industri kecil menengah disini dibedakan menjadi berbagai jenis produk. Diantaranya kerajinan kulit kerang murni. Kerajinan kombinasi kerang dengan teknik patry. Serta kerajinan kulit kerang yang dikombinasikan dengan fiber, produk kayu furniture. Berbagai produk kerajinan ini tidak saja dipasarkan di dalam negeri, tetapi juga diekspor ke berbagai Negara, seperti Australia, Hongkong, dan negara - negara Eropa Barat. Tapi kalau sekedar iseng kayak punyaku ini boleh-boleh aja, anggap saja sebagai kegiatan yang menyenangkan yang tanpa mengeluarkan biaya apapun, keculi mungkin ongkos bensin dan uang jajan untuk biaya pergi ke pantai.


1 komentar:

IRWAN WIPRANATA mengatakan...

Wah Devi, Tulisannya bagus sekali kami tertarik ke pantai Lima tersebut.
Tulisan lainnya mengenai koleksi cangkang kerang ditunggu lho di berita Solaris, kamu bisa email atau kontak ke 02168933609
Salam
B. Irwan W
Solaris Shell Club Indonesia

Artikel Blog